Red Button dengan Ciri Khasnya, Jam Tangan asal German Yang Underrated!
Topik kali ini akan mengajak kalian keluar dahulu dari zona Swiss Watches, dan Japan Watches. Kembali ke Germany, karena ada banyak sekali merek-merk German Watches, dan banyak dari kita yang belum tahu merek-mereknya.
Yang terkenal selama ini itu-itu saja, seperti A.Lange Sohne, Glashute Original, Sinn, Nomos, Laco dan lain-lain. Seperti di gambar yang kalian lihat, jam tangan ini juga dari Jerman yang jarang sekali dibicarakan sama para pecinta jam tangan. Bahkan, para pecinta jam tangan Jerman sekalipun.
Jam tangan ini sudah ada dari sejak tahun 1882, mereknya adalah Hanhart. Berbicara jam tangan merk German, kalau tidak salah yang tertua adalah Glashute Original yang sudah ada sejak tahun 1843. Diikuti merk A. Lange & Sohne di tahun 1845. Merk-merk sisanya yang sebelumnya disebutkan (Sinn, Nomos, Laco) yang dibilang mulai lahir sejak tahun 1900-an ke atas.
Germany Watches dikenal sangat focus terhadap Build Quality, dan Particality lebih dari jam tangan yang mereka produksi. Mereka hampir tidak pernah memberikan suguhan-suguhan yang gimmicky, ataupun price worthy yang selalu, atau sering disematkan oleh para pecinta jam tangan kalau bicara Germany Watches.
Wajah merk yang dibahas kali ini bisa dibilang jarang sekali masuk radar para pecinta jam tangan, khususnya para pecinta merek-merek Germany. Padahal, merk ini sudah ada sejak tahun 1882, tepatnya pada tanggal 1 Juli tahun 1882. Ditemukan sama seorang Germany Watchmaker bernama Johann Hanhart, yang sebeluminya dibangun di Switzerland.
Kemudian, sejak tahun 1902 semua aktivitas watchmaking dari merk Hanhart dipindahkan ke Germany Selatan, dan kesuksesan mereka sebenarnya dimulai ketika anaknya sang founder yang bernama Wilhelm Hanhart, masuk ke dalam manajemen perusahaan. Wilhelm melihat stopwatch produksi Switzerland sebagai precision time keeping device begitu eksklusif dan mahal, sehingga Wilhelm hampir tidak pernah menemukan stopwatch digunakan dalam olahraga, khususnya atletik.
Maka, Wilhelm pun bertekad untuk membuat precision stopwatch sendiri yang pada akhirnya berhasil dikeluarkan sejak tahun 1924 secara massal. Lalu, masuk ke era 1930-an Hanhart mulai melakukan diversify. Produknya tidak hanya memproduksi stopwatch saja, mereka juga mulai memproduksi Pocket Watch, dan mulai memproduksi jam tangan Chronograph pertama mereka dengan kaliber 40, mono pusher Chronograph Movement lebih tepatnya. Pada tahun 1938 yang seketika menjadi primadona produknya Hanhart waktu itu
Lalu, movementnya terus didevelop, dan munculah Double Pusher Chronograph Watches dengan movement kaliber 41. Kemudian, ada juga model Thacy Tele Chronograph dengan signature Red Ceramic Pusher, atau keramik button yang menjadi identitasnya Hanhart sejak tahun 1940.
Perang Dunia ke-2 memang merubah industry Horology Germany, termasuk juga merk Hanhart. Perusahaan Hanhart pun dibangun ulang sejak tahun 1952, dan mereka fokus lagi untuk memproduksi stopwatch, atau Mechanical Stopwatch.
Bahkan, bisa dikatakan Hanhart adalah salah satu leader dalam industri Mechanical Stopwatch. Lalu, sejak tahun 1990, Hanhart mulai menghidupkan lini Pilot Chronograph Watches-nya. Mereka memproduksi jam tangan yang modelnya mengacu ke model-model awal mereka yang sukses di tahun 1938-1940-an.
Sampai dengan saat ini Hanhart punya 4 lineup andalan. Yang pertama adalah model Pioneer. Kedua, yaitu Racemaster, dan Classic Timer.
Selain itu, tentunya ada model-model Special Edition yang jumlahnya cukup banyak. Salah satunya adalah yang ada di gambar sekarang ini masuk ke dalam lineup Pioneer, dan produksi di tahun 2020 dalam rangka memperingati 80 tahun Anniversary model kaliber 41 yang pertama dibuat tahun 1940.
Di mana waktu itu merupakan Double Pusher Chronograph pertama yang dibuat oleh Hanhart yang mereka sebut dengan Mark II. Sementara untuk Mark I-nya itu Mono Pusher Chronograph.
Satu hal yang begitu tegas dari jam tangan Hanhart ini adalah signature desain pada Chronograph-nya. Pertama adalah classic touch coin edge bezel atau fluted bezel yang bisa diputar dua arah atau bidirectional, tanpa receding, tanpa ada bunyi “klik” sama sekali.
Konstruksi bezel-nya juga solid sekali, dan aksen putarnya juga ferm, tidak terlalu longgar tetapi juga tidak terlalu keras. Lalu, ada satu lagi yang khas di bagian bezelnya adalah Red Mark yang bisa dijadikan patokan timing selain dari fungsi stopwatch nya
Kemudian, signature kedua yang terus dipertahankan Hanhart, bahkan menjadi identitasnya adalah Red Ceramic Button. Kalau dilihat sepintas terlihat seperti bahan plastic, padahal bukan. Bahan yang digunakan adalah keramik yang mereka sebut Hycerm.
Ada dua tujuan mengapa Hanhart memproduksi Legendary Red Button seperti ini. Pertama, tujuan tekniknya untuk menghindari Sang Pilot salah memencet tombol pusher. Sehingga, akibatnya bisa mereset timernya pada saat digunakan, maka dengan warna merah ini walaupun pilotnya sedang sibuk. Dia akan tahu kalau tombol merah ini tidak boleh ditekan ketika menggunakan fitur timernya sampai waktu yang sudah ditentukan.
Lalu, filosofi non teknis dari Red Button ini adalah menonjolkan sisi feminim merk Hanhart, warna merah ini layaknya warna kuku seorang istri, atau pasangan Sang Pilot yang membuat selalu mengingat, dan seolah mengingatkan untuk berhati-hati, dan menjaga keselamatan. Sehingga, bisa pulang dengan selamat, dan berkumpul kembali dengan pasangannya.
Apapun artinya itu, yang pasti legendary Red Button ini sudah menjadi signature-nya Hanhart. Oh iya, satu lagi kalau kalian perhatikan, jarak antara crown dengan pusher atas berbeda dengan jarak crown dengan pusher bawah, terlihat tidak simetris dan ini sama seperti model Mark II yang keluar 80 tahun sebelumnya yang masih memakai movement kaliber 41.
Sengaja dipertahankan walaupun movementnya yang sekarang ini bukan lagi memakai kaliber 41. Tetapi, sudah memakai movement hasil produksi ETA 7753 Automatic yang didekorasi dengan signature rotornya Hanhart.
Bagian casebacknya dibuat exhibition, dilindungi oleh Sapphire Crystal, dan dikelilingi engrave detail-detail spesifikasi dengan ukuran huruf yang besar, finishingnya rapi sekali, dan diberikan individual serial number, karena untuk edisi ini hanya diproduksi 200 pieces untuk seluruh dunia.
Jadi, dijamin jam tangan ini udah langka banget!
Kembali ke bagian depan untuk edisi Anniversary yang ke 80 ini, Hanhart memilih warna green untuk bagian dialnya dengan finishing Sun Blasted yang terinspirasi dari black forest, (bukan kue ya) tapi hutan hitam yang ada di Germany. Warna hijaunya cantik banget, kontras dengan warna logo numerik marker dan minute tracker berskala 60 yang memberikan kesan kuat Pilot Watch.
Jarumnya bergaya Katedral dengan jarum stopwatch berwarna merah yang ujungnya diberikan warna putih. Lalu, ada dua sub-dial register atau biasa kita kenal dengan bicompact, tekstur yang rapi dengan sub-dial di posisi atas angka 9 adalah jarum detik, dan sub-dial di posisi angka 3 yang akan bergerak setiap stopwatch berjalan 1 menit.
Aksen pushernya juga ferm, bagian atas untuk start, gerakannya pun smooth sweeping. Setelah ditekan stop memakai Red Button, flyback kembali ke posisi zero, very nice aksen.
Berbahan stainless steel dengan finishing sandblasted, makannya jam tangan ini kalian lihat sendiri mirip seperti warna Titanium, dan finishing ini benar-benar bagus, very solid case dengan shape yang klasik.
Bagian lug-nya ramping, dan tap ring. Selain itu As Pilot Watch, ukuran crown-nya ini gede sehingga memudahkan untuk mengoperasikannya. Logo Hanhart-nya diemboss dengan sangat rapi di bagian permukaan crown-nya.
Strap asalnya berbahan kanvas dengan warna yang senada dengan warna dial, kualitasnya bagus. bagian linning-nya juga bagus walaupun terlihat agak kaku,atau mungkin karena
masih dalam kondisi baru. Lalu, strap-nya disediakan pula Tang Buckle Hanhart, tapi sayang tidak dilengkapi dengan fitur strap kekinian. Karena belum ada quick release meccanism, ditambah tidak adanya Lug Holes, sehingga agak menambah keribetan kalau mau gonta-ganti strap
Berdiameter 40 mm, dengan ketebalan hampir 15mm, lalu Lug to Lug-nya hampir 50mm, dengan lebar lug 20mm. Harusnya masih sangat ideal dengan pergelangan tangan 17 cm, selayaknya mayoritas orang Indonesia.
Walaupun Lug to Lug-nya agak ngepress, tapi masih acceptable. Kalau soal tebalnya tidak bisa complain karena nothing they can do, dengan movement ETA 7753 pastinya akan tebal.
Harga jam tangan ini retail-nya dulu dibanderol sekitar 2100 Euro atau Rp 35 jutaan. Tapi, karena yang satu ini limited cuma 200 pieces, mungkin sekarang harganya bisa mencapai Rp 40 jutaan atau bahkan lebih.
Untuk kalian yang bosen dengan merk-merk Swiss yang harganya terus melambung, dan terus digoreng. Apalagi buat kalian yang sudah cinta sama jam tangan produksi Germany. Hanhart ini sudah seharusnya mulai kalian lirik. Nice watch, good value.
Oh iya, kemasan Hanhart ini juga eksklusif memakai leather roll yang dikemas dengan baik, dan hampir lupa juga Luminous-nya memakai Superluminova
Jam tangan yang keren, very cool watch.
SPESIFICATIONS
Case: 40mm diameter x 14.8mm height - sandblasted stainless steel case - fluted bezel, continuously rotatable, with red marking - big crown and red pusher - sapphire crystal and screwed sapphire caseback - 100m water-resistant
Dial: bi-compax chronograph layout - grained green dial with dégradé effect - painted hours numerals with Super-LumiNova
Cathedral-type hands filled with Super-LumiNova
Movement: calibre ETA 7753 - automatic chronograph, cam-lever architecture - 27 jewels - 28,800 vibrations/hour - 42h power reserve - asymmetrical pushers - hours, minutes, small seconds, chronograph with central seconds and 30min counter
Strap: green canvas strap with Alcantara internal surface - sandblasted stainless steel pin buckle
Availability: limited to 200 pieces
Price: EUR 2,037.31/ IDR 35000.000